Pages

Minggu, 28 Februari 2016

Masalah Dalam Pompa Air
Setiap mesin yang terus berjalan, pasti akan mengalami masalah, baik karena itu human error maupun karna usia part tersebut. Karena setiap mesin pasti mengalami penurunan performa.  Begitu juga pada mesin pompa air. Ada beberapa penyebab masalah dalam pompa centrifugal. Berikut masalah yang sering terjadi pada pompa centrifugal.

Bearing rusak.
Pada pompa centrifugal bearing sering mengalami kerusakan. hal ini ditandai dengan adanya suara kasar pada bagian bearing.  Kerusakan ini  biasanya disebabkan karena kurangnya pelumasan pada bearing tersebut. Kekurangan pelumasan ini biasanya diawali dari kebocoran oil seal pada pompa, sehingga oli akan habis karna bocor. Akibatnya bearing akan mengalami over heat dan terbakar.  Jika hal ini dibiarkan bearing akan terbakar dan rontok. Jika diteruskan akan mengakibatkan kerusakan pada yang lain. Untuk pencegahannya yaitu sering-sering mengecek keadaan oli pada pompa.

Loss pressure
Hal  ini  kemungkinan terjadi karena beberapa hal. 
Kurangnya air atau kavitasi,
 hal ini karena kekurangan material yang masuk ke dalam pompa. Hal ini bisa mengakibatkan putaran impeller unbalance sehingga bisa merusak shaft dan bearing.
Impeller kotor atau tersumbat benda padat
Hal ini bisa terjadi jika material yang dipompa adalh material kotor, dan menggunakan jenis impeller tipe close. Jika kotoran atau benda padat ikut terhisap pompa maka akan tersumbat pada kisi-kisi impeller dan mengakitbatkan pompa kehilangan tekanan karena air atau material tidak bisa masuk kedalam impeller secara lancer. Untuk mencegah kejadian ini bisa dilakukan dengan memasang filter pada ujung pipa suction.
Clearen impeller tingggi.
Hal ini sering terjadi pada pompa yang sudah lama beroprasi. Sehingga impeller akan mengalami keausan,. Sehingga clearen antara impeller dengan house tinggi. Toleransi clearen adalah 0,3-1,2mm. jika clearen sudah diatas tersebut maka langkahnya adalah ganti wearing dengan menggantinya denganbahan brons agar lunak dan impeller tidak mengalami keausan.
Kemungkinan juga jika impeller haus di bagian ssi depan bukan wearing, hal ini bisal dilakukan dengan memajukan impeller dengan menambahkan packing gasket di bagian belakang, sehingga impeller akan sedikit maju kedepan dan mengurangi jarak clearen antara impeller dengan housenya.

Coupling rusak
Hal ini biasa terjadi pada pompa dengan system flexible coupling. Hal ini terjadi karena pemasangan coupling tersebut tidak center atau tidak lurus antara center point shaft pompa dan shaft motor. Sehingga pompa mengalami unbalance dan mengakibatkan getaran yang tinggi.

Pompa mengalami kebocoran.
Jika pompa mngalami kebocoran pada shaft, hal ini terjadi karena rusaknya packing gland pada pompa. Lngkah perbaikannya adalah mngencangkan pengait packing gland.atau jika masih bocor maka sebaiknya diganti.  Jika menggunakan mechanic seal, maka langkah perbaikannya adalah dengan menekan lagi mechanic seal.

Demikian masalah yang biasa ditemukan pada pompa centrifugal. Semoga lebih bermanfaat.




Cara pemilihan jenis pompa centrifugal
Pompa air terdiri dari banyak tipe dan jenis dengan penggunaan yang berbeda. Salah satunya adalah jenis pompa centrifugal. Jenis pompa ini terdiri dari 3 jenis impeller yang berbeda yaitu jenis close, jenis open dan jenis semi open.  Jenis ini memiliki fungsi dan penempatan pompa yang berbeda beda. Berikut coba kita akan ulas sedikit tentang pompa tersebut.

Jenis close
Hasil gambar untuk impeller pompa air sentrifugal
Jenis impeller ini digunakan untuk material cair dan bersih. Karna impeller yang tertutup dan cocok untuk putaran yang tinggi. Prinsip kerja dari impeller ini adalahdengan berputarnya impeller maka akan terjadi hisapan dan  menghisap material lalu menghantarkannya. Jadi untuk pemasangan pompa negative suction dapat memakai jenis impeller ini. Namun jenis impeller ini juga bisa digunakan dalam pompa positif suction. Untuk jenis material pompa ini cocok untuk material yang jernih dan cair. Semakin kental jenis material maka performa dari pompa ini akan semakin turun baik head maupun kapasitasnya.

Jenis open.
Hasil gambar untuk impeller pompa air sentrifugal
Untuk pompa dengan jenis impeller open, cocok untuk jenis material yang sedikit agak kental. Namun juga baik untuk material air. Untuk pompa ini diajurkan untuk pemasangan model positif suction. Karena prinsip kerja dari jenis ini adalah dengan adanya dorongan air atau material ke impeller maka akan berputar dan menghantarkan material keatas dengan daya centrifugal nya. 

Jenis semi close
Jenis yang satu ini sebenarnya impeller hampir sama dengan jenis close. Namu  dalam impeller ini dibagian belakang terdapat ekxpelering yaitu hampir seperti kisi-kisi gunanya untuk menghindari kebocoran. Dan wearing hanya ada di bagian depan.

Demikian perbedaan jenis impeller yang saya ketahui berdasarkan dilapangan di sebuah pabrik perusahaan gula. Semoga bermanfaat.




Cara pemasangan pompa centrifugal

Pompa adalah jantung bagi sebuah imdustri. Fungsi pompa adalah untuk menghantarkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pompa terdiri dari berbagai macam jenis dan tipe. Salah satunya adalah pompa centrifugal. Jenis pompa ini di gunakan hampir di setiap pabrik atau industry.  Dalam pemasangan pompa ini harus berdasarkan perhitungan dan posisi yang tepat agar performa pompa dapat sesuai yang di inginkan. Berikut cara pemasangan pompa yang benar.

Besar ukuran line pipa.
Dalam pemilihan besar diameter pipa harus setingkat diatas flange pompa. Untuk suction line fungsinya agar air yang masuk ke pompa bisa merendam impeller sehingga tidak terjadi  kavitasi pada pompa. Jika suction line lebih kecil, pompa akan sering mengalami kavitasi atau terjadinya uadara masuk dalam pompa. Begitu juga dengan bagian discarg line, bagian ini juga lebih besar dari flange pompa agar head dan kapasitas pompa bisa tinggi.

Pemilihan tipe impeller yang tepat.
Pompa centrifugal terdiri dari 3 jenis impeller yaitu: close, open dan semi open. Ketiga jenis ini digunakan untuk material yang berbeda dan posisi pompa yang berbeda. Missalkan untuk posisi negative suction  atau positif suction. Untuk letak ini harus memilih jenis imoeler yang tepat agar pompa bisa beroparsi maksimal. Lihat cara pemilihan tipe pompa yang tepat.

Pemilihan besar daya motor.
Motor adalah hal penting dalam pompa, karna motor adalah penggerak pompa. Pemilihan besarnya pemilihan daya motor yang digunakan harus lebih tinggi atau minimal sama dengan hasil perhitungan berdasarkan head dan kapasitas pompa. Biasanya dalam pemilihan daya motor ini tertera dalam buku panduan pompa tersebut. Atau lihat cara menghitung besar daya motor pada pompa.

Demikian sedikit ulasan dalam pemasangan pompa semoga bermanfaat.




CARA PEMASANGAN BELT V
Hasil gambar untuk belt v
Belt v adalah part untuk menghantarkan daya dari motor induksi ke sebuah mesin atau alat. Dalam pemasangan belt v ini ada beberapa hal yang harus diperhitungkan. Baik dari segi pemilihan tipe belt atau pun cara penomerannya. Berikut adalah beberapa cara dalam pemasangan belt v.

PEMILIHAN TIPE BELT V.
Dalam pemilihan belt v harus berdasarkan perhitungan, berikut rumus pemilihan tipe belt v:
 

 KW        = daya motor
D1           = diameter pully motor
D2           = diameter pully mesin
Rpm       = putaran motor
Load ketentuan belt v  sebagai berikut

tipe belt v
load
tipe belt v
load
A
1,37
3V
1,39
B
2,37
5V
4,31
C
3,92
8V
9,81

Pemilihan Nomor/Ukuran Belt V
 Panjang belt ditentukan dari jarak pully dan besar diameter tersebut.  Dalam perhitungan berikut adalah rumusnya.


L          = jarak kedua shaft pully
25,4    = perubahan dari ukuran mm ke inch

Pengukuran tersebut berlaku untuk belt tipe A,B,C .  contoh
D1 = 20mm
D2 = 30mm
L    = 750mm
 Maka belt yang digunakan adalah sebagai berikut perhitungannya:
               

 
Maka gunakan belt tipe A63 atau B63 atau C63. Atau bisa juga diatasnya dengan membuat adjustan pada belt atau pengatur kekencangan belt.
Untuk merubah ke tipe belt v SPB maka tinggal dikalikan 25,4 yaitu merubah sautan inch ke matrik atau mm.
Contoh belt v B100 dapat digantikan dengan SPB2540.

Dalam pemasangan belt harus ada pengatur kekencangan belt. Tidak boleh kekencangan maupun sebaliknya. Karna hal tersebut dapat mengakibatkan kebakaran pada belt. Lihat cara pemasangan belt.
Demikian ulasan tentang belt v. semoga bermanfaat.